Thursday, June 26, 2008

Kandang Gorila dan Live Style

Waktu masih menunjukan jam 11 pagi, namun Shilla sudah berada di Mall itu. Sebenarnya Shilla sudah punya feeling kalau moodnya akan jadi buruk hari itu, tapi ya demi teman-teman lamanya ia akhirnya datang juga.
Jam 11 sebenarnya masih terlalu pagi untuk sampai di Mall elite itu. Tapi memang janjiannya jam segitu mau apa lagi, meskipun mungkin jadwal akan molor sedikit dari yang diharapkan. Daripada harus naik bis Shilla lebih memilih nebeng mamahnya yang akan berangkat kekantor walau akhirnya kepagian. Mungkin sebagian orang yang ada di Mall menganggap Shilla adalah salah satu pegawai toko yang baru datang, tapi biarlah, toh Shilla cuek dengan anggapan itu. Ya, apa salahnya jadi pegawai Mall, pikirnya dalam hati.
Wangi roti yang baru keluar dari oven begitu semarbak ketika Shilla memasuki lorong besar yang aslinya berfungsi sebagai jembatan antar Mall tapi kini telah ditambahi banyak toko disana sini, termasuk toko roti itu. Namun wangi roti yang telah berpadu dengan bau baju baru dari toko2 yang baru buka ternyata tidaklah sedap. Apek dan entahlah, bau yang baru pernah Shilla cium.
Perut sudah mulai terasa keroncongan, berputar-putar, dan menendang-nendang. Dicarilah restaurant yang sudah siap pesan pada pagi itu. Kedai burger manjadi pilihan Shilla. "pesan apa m'bak, mau coba paket burger mashroum?" tanya seorang pelayan dibelakang counternya. "boleh deh." jawab Shilla. mmmm ternyata peyanannya lebih ramah pada pagi hari ya, apa karena Shilla pembeli pertama. Makanan jadi dan Shilla memilih duduk di luar kedai agar bisa melihat orang yang berlalu lalang.
Mall begitu sepi. Hanya terlihat beberapa ibu dengan anaknya atau sepasang kakek-nenek yang sedang menikmati sarapan paginya di kedai mie diseberang sana. Kadang takjub juga melihat suasana begini. Tidak seperti biasanya yang ramai pengunjung, penuh, sesak, berjalan pun mungkin hanya 15 cm per 5 detik. Semuanya seperti sedang saingan, bak dalam film Mean Girl. Berlomba menaggahkan kepala, lupa pada umurnya. Tapi diakui Shilla kadang ia juga begitu.
Telefon berdering, teman2 Shilla sudah menunggunya di food court Mall sebelah. Datanglah Shilla kesana.
"hai!!" panggil Shilla bersemangat. Temannya menoleh kearahnya, hanya itu. Respon yang sebenarnya tidak diharapkan Shilla, tapi Shilla masih cuek akan hal itu. Mereka duduk termasuk Shilla didalamnya dan mulai membicarakan rencana liburan yang akan disepakati. Susah sekali Shilla memfokuskan mereka. Topiknya sering berlarian, masalah cowok, mau nonton apa, dll. Awalnya Shilla masih dapat tersenyum, tapi lama2 ia mulai diam dan bosan. Lalu ia menelefon teman lamanya yang lain yang tentu saja tidak lain tak bukan sohibnya dengan alasan meminta pertimbangan sohibnya tentang rencana liburan. "oke, jadinya hari apa?" tanya Shilla mulai mengkaku. "kamis aja deh, kalo hari lain gue gak bisa." jawab Narlita, salah satu teman Shilla yang ikut berunding. "nonton yu" kata Siwwi, "eh tunggu dulu jadinya kapan nih?" tanya Shilla. Siwwi hanya diam. "oke, jadinya kamis ya." tanya Shilla lagi. "okkeh.." jawab Narlita, ya, hanya dia yang merespon Shilla.
Merekapun beranjak munuju bioskop. Lalu Shilla? Dia memohon undur diri lebih dulu dengan, lagi2 alasan ada les.
Kesal sekali Shilla, namun kemudian ia kembali punya ide untuk mengajak teman2 SMA nya berwisata ke kandang gorila Ragunan dan usulnya lebih bisa direspon disini. Rencana telah disetujui, Shilla melupakan liburan bersama teman2 lamanya. Apalagi setelah mamahnya memberi tahu bahwa mereka akan berlibur ke bandung menggunakan kereta. Waahh.. seru dan menarik. Sesaat atau mungkin Shilla telah melupakan dan bisa jadi tidak ikut pada rencana liburan dengan teman2 lamanya. Yah, mungkin gorila bisa lebih membuat Shilla senang.

No comments:

Post a Comment