Sunday, December 20, 2009

Pembaca adalah Para Maniak

Disuatu video Premiere Sang Pemimpi di youtube Andrea Hirata berkata yang paling membuatnya deg-degan untuk film sekuel Laskar Pelangi ini adalah reaksi para pembaca tetraloginya. Kemudian dia melanjutkan bahwa para pembacanya sebenarnya banyak yang menolak tetralogi ini agar difilmkan.

Ya. Memfilmkan sebuah novel sama saja membatasi imajinasi seorang pembaca terhadap novel itu sendiri. Karena ada batas-batas pada sebuah film untuk memvisualisasikan imaji para pembaca. Maka harus ada kejelian para penggarapnya untuk project ambisius ini. Merangkumnya dalam suatu kesatuan dan meramunya menyatu di alam imajiner pembaca. Jika project ini berhasil para pembaca akan merasa imajinasinya tumpah ruah di layar bioskop. Sensasinya pun akan berbeda antara pembaca dengan bukan pembaca. Mungkin reaksi bukan pembaca "waah, filmnya keren ya." atau, "two tumbs up deh buat nih film.". Tapi reaksi pembaca maniaknya, mungkin hanya diam tapi ada seribu kata atas luapan emosi yang tak bisa keluar. Dan di statusnya "Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu," atau "A Lone Ranger." Mereka akan kembali mendalami cerita itu dalam alam khayal mereka tapi dengan penggambaran yang lebih kongkrit.

Maka merekalah para maniak di dunia sastra.

Saturday, December 19, 2009

Sang Pemimpi

hmm.. Bingung mau mulai darimana. Okeh. Aku gak bisa berenti nangis di akhir-akhir film Sang Pemimpi. Tentang hasil kepesimisan Ikal akan masa depannya yang membuahkan hasil yang tak mengenakan. Tentang tanggungjawab guru terhadap muridnya di awal kehidupan mereka. Tentang seorang ayah yang menjadi sebuah kekuatan untuk anaknya. Tentang jiwa-jiwa muda yang mengejar mimpinya.
Benar. Terasa sangat dinamis. Diawal cerita berjalan agak lambat dengan banyak adegan-adegan pendek yang terasa janggal. Meskipun akhirnya menyatu menjadi sebuah kesatuan yang mengesankan. Karena aku yakin tak mudah untuk membuat pengenalan tokoh dua kali--karena tokoh dalam Sang Pemimpi dan Laskar Pelangi berbeda. Ya. Sutradara tahu bahwa film ini juga ditonton oleh orang-orang yang belum membaca bukunya.


Musiknya. Khas Laskar Pelangi. Dengan gendang dan cengkok melayu dalam musiknya tidak dihilangkan dalam film ini. Mungkin ini sebagai tanda bahwa Sang Pemimpi adalah sekuel dari Laskar Pelangi meskipun dengan tokoh yang berbeda--maksudnya tokoh-tokoh pendampingnya.

Didalam film ini ada banyak kata-kata filososis yang diteriakan "para pelopor"--begitu kata pak Balia menyebut murid-muridnya. Memang dari empat bukunya bagiku Sang Pemimpi adalah inti cerita. Begitu banyak filosofi atau setidaknya kata-kata bermakna dalam di bukunya--coba baca bukunya, akan ada lebih banyak kata-kata bermakna.

"Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu"

"Tanpa mimpi, orang-orang seperti kita akan mati "

"Aku belajar bahwa pria pendiam sesunguhnya memiliki kasih sayang yang jauh berlebih dibanding pria sok ngatur yang merepet saja mulutnya"

"Tuhan tahu tapi menunggu"

"Kau boleh marah padaku, kau boleh benci padaku, asal kau jangan acuhkan aku"

Yah, setidaknya inilah petikan-petikan kalimat yang aku ingat dalam buku Sang Pemimpi.

Sudahlah. Aku bingung mau ngomong apalagi. Karena aku terlalu simpati terhadap sosok ayahnya Ikal. Aku masih terbawa euforia mimpi simpai keramat yang bernama Arai itu. Tapi sungguh, Sang Pemimpi adalah cerita kehidupan. Sensasi film ini terasa di akhir cerita. Menurut aku loh. Soalnya aku sampai sesegukan di akhir film..


note: akhirnya Sang Pemimpi rated-nya REMAJA. Karena memang cocok nya ditonton umur-umur remaja yang pikirannya masih ngalor ngidul. Masih bingung sama dirinya sendiri. Yaa, bisalah Sang Pemimpi menjadi semacam rekomendasi untuk masa depan. Sekolah ke Paris? Boleh juga tuh...


Masa Muda Masa yang Berapi-api.... -Rhoma Irama-

Gendre: Drama Produksi: Miles Film & Mizan Productions Produser: Mira Lesmana Sutradara: Riri Riza Penulis Skenario: Salman Aristo, Mira Lesmana, Riri Riza Pemain: Lukman Sardi, Mathias Muchus, Nazril Irham, Landung Simatupang, Nugie, Rieke Diah Pitaloka, Jay Wijayanto, Yayu Unru, Vikri Septiawan, Rendy Ahmad, Azwir Fitrianto, Maudy Ayunda, Zulfany, Sandy Pranatha

Tuesday, December 15, 2009

Senin Pagi


Tamparan bertubi-tubi datang
Hingga perasaan memar-memar
Begitu ngilu
Untuk segala hal di Senin pagi itu
Yang begitu membuatku jatuh
Pecah semuanya
Terserak begitu saja
Aku tak lagi bisa membohongi diri lagi
Aku begitu panas di ruang yang dingin itu
Aku merasa kalah
Untuk segala halnya di Senin pagi itu
Hingga aku menjadi orang yang tidak peduli di pagi itu
Aku lepaskan semuanya
Lihatlah balon yang berwarna-warni itu
Biarkanlah mereka terbang menyambut angkasa
Lepaskanlah ikatannya dan biarkan bergelora
Bebaskan mereka sampai menghilang di pucuk-pucuk udara

***
Suatu tarikan nafas panjang mungkin bisa membakar sedikit api semangat
Dari suluh-suluh yang penuh harapan tentang esok hari


(Picture is limited edition art print from artist Robert David Bretz of a Little Girl, Her Balloon Heart and Her Puppy. Source web : www.tildaintheburbs.com)

Thursday, December 10, 2009

Aku dan Kasur Lipat

Cerita ah.. cerita yuu..

Kemaren pagi aku liat bus-nya anak-anak TK udah siap dari subuh. Sepertinya akan ada outing class bagi para anak TK tersebut. Beberapa ibu-ibu sudah bergerombol sambil membawa gembolan perbekalan untuk sang anak dan tentu saja dirinya. Entahlah, mungkin memang sudah menjadi suatu kebiasaan yang lumrah di Indonesia, para ibu-ibu ikut menemani anak-anak mereka yang masih TK tersebut outing class. Pasti yang membaca tulisan ini merasa janggalkan? Lah memang sudah sepatutnya para ibu menemani anak mereka.

Mmm maaf ya (ala dennisyah, anak rohis di sekolah ku yang ingin jadi sunan kesepuluh, ZONK!), begini, bukan maksud ingin membandingkan. Tapi aku jadi inget (dan sedikit kangen) masa-masa ku waktu TK di Jepang dulu. Cuma setahun sih, dan waktu itu aku masih kecil banget (umur sekitar 4-5 tahunan). Dulu waktu aku TK di sana ada outing class juga. Rutin malah. Dan yang di sebut outing class, benar-benar dalam konotasi yang sesungguhnya (jadi denotasi gitu loh). Outing class, belajar diluar ruangan. Benar-benar diluar ruangan. Di taman, di kebun ubi, di gunung. Tak terbatas musim.

Kita mulai dari musim salju. Duingiiin buanget.. pada musim ini mamah memberiku pakaian extra yang berlapis agar anaknya yang punya genetika bengek alias asma ini tidak terlalu kedinginan. Lapis pertama daleman, lapis kedua kaos dan celana panjang (kadang pake sejenis kaos kaki tapi panjang kayak stoking), lapis ketiga sweater dan kaos kaki, lapis keempat jas salju yang hanya dipakai luar ruangan. Tambahannya sepatu boat, sarung tangan, syal, kadang topi yang menutupi telinga. Oke. Jangan harap setiap musim salju tidak ada aktifitas diluar ruangan. Kita anak-anak TK dengan cairan hidung yang bercucuran akibat udara dingin dilepas di suatu lapangan yang lumayan luas untuk ukuran anak-anak. Di lapangan itu seperti memang sudah di sediakan untuk musim dingin ini. Kalau suka nonton doraemon mudah-mudahan bisa mempermudah gambaran ini, di lapangan ini ada beberapa pipa-pipa (seperti gorong-gorong bekas) yang ditumpuk begitu saja. Nah jika salju turun pipa-pipa ini akan membentuk sebuah bukit kecil yang kemudian kita bisa berseluncur diatasnya. Semua anak harus ikut bermain. Semua anak harus berani mencoba berseluncur dari atas pipa itu dengan papan seluncur mini yang disediakan. Woow, asiknyo. Udara dingin seakan menampar muka dan gigi. Kadang saat-saat lelah aku suka mengambil segepok salju lalu aku makan. Segarnyoo. Tapi kalau ketahuan sensei, "dame nee.." sambil menyilangkan kedua tangannya.

Semi. Daun-daun sakura bermekaran. Kemudian beterbangan tertiup angin, menghujani orang-orang yang terlepas dari belenggu salju. Ini dia paling asoy. Musim semi musimnya jalan-jalan. Ke gunung, ke kebun, kemana-mana... Dan sumpah, kami sama sekali tidak ditemani orang tua saat berusaha mendaki bukit kecil itu. Anak-anak kecil yang hanya di temani para senseinya mendaki bukit itu. Bawa ransel sendiri, bekal sendiri, sampai tikar sendiri. Meskipun gempor juga jalan menanjak terus, tapi ada suatu semangat untuk tetap terus mendaki sampai ke puncaknya. Kalau kita sudah terduduk di aspal itu senseinya datang hampiri kita. Memberikan sebuah wejangan yang entahlah membuat kita bangkit lagi... Para sensei, gaya mereka seperti bukan seorang pengajar sekolah yang memakai pakaian formal lengkap (setidaknya informal) tapi seragam mereka hanya kaos dan celana training biasa plus sepatu kets, santai banget. Dan sama seperti kita mereka juga membawa ransel, bekal, dan tikar lipat. Sesampainya dipuncak bukit. Wiih, udara segar... kami mulai membuka perbekalan. Tikar lipat (di Jepang ada tikar lipat kecil khusus anak-anak, lucu deh) yang kami bawa segera terbentang. Kami pun menikmati semi dipuncak bukit ini.

Gugur. Musim ini angin berhembus agak kencang. Jadi anak-anak TK itu hanya diperbolehkan bermain disekitar taman saja. Musim gugur itu musim yang dramatis. Dikanan kiri semua berwarna jingga kemerahan. Orang-orang mulai mempersiapkan diri akan datangnya salju. Nah di Jepang, musim ini penuh dengan berbagai festival (sebenarnya di setiap musim pasti ada festival. Benar, sesibuk-sibuknya orang Jepang entah mengapa di negaranya sering sekali mengadakan festival yang sebenarnya menguras waktu juga. Dan festival tersebut tidak hanya untuk golongan atau kelompok tertentu saja tapi memang disuguhkan untuk seluruh warga Jepang, khususnya Urasa, kota kecil tempat aku tinggal waktu itu).

Summer. Woow, saatnya liburan...

Tapi bener loh kalau kata orang, orang Jepang itu pekerja keras. Aku yang pendatang disana mau tak mau harus mengikuti kebiasaan mereka. Seperti saat menggelar tikar (saat naik bukit) adalah hal yang agak sulit buat ku. Menata tikar sehingga enak untuk diduduki, membereskan bekal-bekal sendiri. Atau saat waktu mengganti sprei tiba (di Jepang anak-anak sekolah sampai sore, termasuk anak TK. Khusus anak TK ada waktu dimana mereka harus tidur siang, jadi anak-anak itu punya futong--kasur lipat--masing-masing yang disimpan di sekolah). Aku cuma dibekali mamah sprei baru yang wangi dari rumah--dormitory. Sisanya aku harus susah payah menyarungkan futong itu sendiri. Awalnya berantakan, sangat berantakan, kadang aku sampai mau nangis apalagi melihat teman-teman yang telah menyarungkan futong masing-masing dengan rapi dan lurus.

Yaah, cuma sekilas cerita gara-gara ngeliat ibu-ibu yang repot bawa perbekalan tadi pagi..


HOHOHO

Friday, December 4, 2009

Desember Ini


Aha! Akhirnya ketemu juga. Rasa-rasa yang salah. Yang membuat semuanya menjadi salah. ZONK!

Desember itu selalu dingin didaerah para koloni subtropis. Tapi bagi ku Desember ini menjadi terlalu melankolis. Agak abu-abu.

Sepertinya perasaan galau lagi banyak hinggap di kanan kiri. Si A, si B, Si C... Semua beraura galau. Sampai-sampai aku pun terbawa suasana.


Dingin menyergap Desember ini
Ketika salju yang lembut itu turun
Seorang anak kecil berlari menyambut kapas-kapas langit itu
Menyentuhnya, menampungnya dalam tangan kecil
Dingin menyekap Desember ini
Menyibak galau yang mengusik hari-hari
Membawanya beku
Memasukannya dalam kotak harapan
Yang suatu saat tak pernah diingatnya lagi

Thursday, November 19, 2009

Tugas Bahasa Indonesia -- Berbalas Pantun


Note: Sagitta dan Devi
Dirumput ada belalang
Seekor tikus datang menyapa
Sore hari telah menjelang
Hai Devi sedang apa?
Hari Minggu beli baju baru
Sambil bertemu orang yang suka menyangkal
Saya disini sedang menunggu
Tukang bakso yang sering mangkal
Ibu dan Ani saling menyangkal
Saling berebut kue kismis
Tukang bakso yang sering mangkal
Apakah itu si Pak Kumis?
Diatas pohon hinggap kera
Keranya lari mengejar Saya
Memanglah betul yang Kau kira
Si Kumis langganan Saya
Hujan datang restoran bubar
Yang masak sambil berjalan
Wahai kawan dengarlah kabar
Si Pak Kumis tidak jualan

Beli buah di Pasar Cikini
Gak ada ojek akhirnya jalan
sedih rasanya hati ini
Dari tadi belum makan
Lihatlah berarak-arak awan
berlarilah para orang kaya
Kasihan sekali nasibmu kawan
Mari makan di rumah Saya
Ada sepatu dimana-mana
Yan jelek gak tau punya siapa
Rezeki datang entah darimana
Terimakasih kawan atas tawarannya

Gara-gara pantunnya dibuat hanya dalam sepersekian menit langsung dapet nilai bagus waktu praktek nya. HOHOHO....
Inspirated by 'Pak Cipro matematika'

Wednesday, November 18, 2009

GIGI--Sang Pemimpi

Soundtrack film Sang Pemimpi udah rilis duluan nih. Tapi ini cuma sekedar buat share doang yaa..

Note Biar lebih jelas denger lagunya, lagu backsound di blog ini di matiin aja dulu. Turun terus ke paling bawah, trus stop aja okee...



Sekalian aja gw borong 'behind the scene' nya







Sumber: Youtube

Wednesday, November 11, 2009

untitled (2)

hooo... Keadaan mulai berubah. Ujung-ujung nasib mulai menampakan perannya.
Beberapa orang keluar dari sekolah
Beberapa orang telah memilih karir
Beberapa orang ikut homeschooling
Beberapa orang menyiratkan tak melanjutkan sekolah setelah lulus
Beberapa orang pindah keluar negeri untuk waktu yang lama
Beberapa orang.....

Banyak yang harus diperjuangkan tahun ini.... Semoga semuanya barjalan dengan baik dan sebagaimana mestinya

Tuesday, November 10, 2009

Terisolir


Mendengar cerita atau berita tentang daerah-daerah terisolir di Indonesia pasti sangat bersahabat di telinga. Rata-rata orang berpikiran daerah terisolir itu adalah daerah terpencil yang sulit kendaraan dan berbagai fasilitas umum. Ya, sama. Saya pun berfikir dan mengira begitu sampai waktu itu saya ngobrol sama mamah.

Mamah kan sering keluar kota atau lebih tepatnya ke luar Pulau Jawa. Entah itu ke Pekan Baru, Balikpapan, Samarinda, sampai Bunaken, Kupang, Toraja, bahkan daerah perbatasan seperti Tarakan. Gara-gara itu pula saya menjadi tahu sedikit tentang kondisi di daera-daerah tersebut.

Lalu tiba-tiba saja ada sebuah pernyataan batin sederhana muncul begitu saja. Layaknya Ki Joko Bodo dapat wangsit. Ah, saya orang Jakarta, setidaknya lahir dan besar di Jakarta. Jakarta adalah ibukota negara. Berbagai fasilitas sangat lengkap disini. Teknologinya. Tapi saya belum pernah keluar area Pulau Jawa ini. Mungkin sekali sih pernah, tapi hanya sebatas Sumatera. Itupun duluuu dan terblok di suatu kota saja.

Kalimantan. Pasar terapungnya. Pernah dengar sih dan lihat di tivi.
Bunaken. Taman lautnya yang bening. Pernah liat sih di tivi.
Toraja. Adatnya yang unik dan mistis. Pernah denger sih dari mamah
Tarakan. Kota yang daya beli dan taraf hidupnya sangat baik di perbatasan dengan Malaysia. Pernah denger sih dari mamah.
Bangka Belitung. Pernah denger sih. Di novel.
Intinya saya merasa menjadi yang terisolir.

Sadar atau tidak kadang penduduk ibukota negara inilah yang terisolir dari negaranya sendiri. Seperti saya yang hampir tidak sadar bahwa Indonesia tidak hanya sebatas Parung, Ciputat, Lebak Bulus, Blok M, Sudirman, Bandung, Bali....
Jakarta sebagai mesin negara yang terus memutar roda-rodanya sering membuat tidak sadar para manusianya. Keterbatasan waktu, kepadatan jadwal, atau dunia kerja yang terus memaksa orang untuk tampil semaksimal mungkin.
Justru itulah yang membuat para penghuni Ibukota terisolir di dalam dunianya sendiri.

Sunday, November 1, 2009

untitled (1)

Sebenernya ini posting yang tidak terlalu penting buat dibaca. Karena memang cuma sekedar tuangan isi hati belaka.

Mamah sebenernya udah teriak-teriak nyuruh tidur, tapi mau gimana lagi, pr masih numpuk.

Selesai ngerjain pr, yah gak selesai juga sih. Otak udah buntu, tinggal bagaimana besok nasib membawa si malas ini.

November ini adalah bulan sibuk untukku. Hampir tidak hari libur. Karena segala try out dan remeh temeh tips en trik ujian hampir semuanya menggunakan hari Sabtu dan Minggu. Kau tau perasaan anak sekolah ini? antara optimisme dan pesimis menjadi beda-beda tipis. Perasaan itu berputar seperti punya siklus. Kadang tiba-tiba aku merasa optimis bisa masuk UI tapi tiba-tiba apalagi setelah try out, ah, aku tak berani berharap sama sekali.

Lalu tiba-tiba aku merasa tak punya keberuntungan seperti temanku yang setiap menjawab selalu mendapat jawaban yang benar entah itu contekan dari kanan atau kirinya. Atau tiba-tiba aku merasa sangat ketinggalan ketika beberapa temanku sudah ikut try out berkali-kali atau sudah dapat nilai passing grade try out nya atau mereka mendapatkan info-info yang aku sama sekali tidak tahu. Aku juga sering tiba-tiba merasa tidak tahu apa-apa ketika teman-temanku membahas soal-soal try out dengan gamblang dan mudahnya.

Aku kadang merasa sudah tertinggal jauh dari mereka yang sepertinya sudah mengenal ujian dengan sangat baik. Sementara aku, mencoba realistis dengan menyerap segala ilmu, info, dan kawan-kawannya tanpa banyak komentar. Lah wong apa yang mau dikomentari...

Sampai tadi. Sambil leyeup-leyeup di kamar yang dingin. Masih didalam ke pesimisanku. Aku bergumam dalam hati, karena tiba-tiba saja batin ingin bergumam. 'ah, mengalir aja lah, jangan mendahului nasib.'

Mendahului nasib? yaaa... Aku kangen baca Sang Pemimpi. My inspiration novel.

Sang Pemimpi. Mozaik 12 Sungai Lenggang. Hal 153
Aku tersentak dan terpaku memandangi wajah ayahku sampai jauh, bentakan-bentakan Arai bedesingan dalam telingaku, membakar hatiku.

"Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati..."

Aku merasa beku, serasa disiram seember air es.

"mungkin setelah tamat SMA kita hanya akan mendulang timah atau menjadi kuli, tapi disini Kal, di sekolah ini, kita tak akan pernah mendahului nasib kita!!"

Friday, October 30, 2009

Pelajar dan Ibukota



Minggu ini. Ah, tapi tepatnya hari ini, mungkin siang tadi. Atau akhir-akhir ini. Aku stabilkan semua emosi yang menyambar-nyambar hati. Semua itu tak pelak hasil akumulasi capek sementara otak terus diperas untuk suatu ambisi, atau harapan.

Harapan untuk menjadi mahasiswa. Ahahaha... Itu mungkin harapan dari setiap anak dikelas. Otak diperas hampir 3/4 hari untuk menyerap semua kebutuhan ujian. Sampai-sampai jari-jari yang telah bersahabat dengan pulpen yang silih berganti, datang dan pergi selama hampir duabelas tahun mengkriting. Tulang punggung pun seperti mulai mengkerut hingga menyerupai skoliosis akibat kebanyakan nunduk dan mencatat.

Tapi aku menjadi sangat menikmati tahun terakhir aku menjadi murid SMA (amin...). Entahlah, terlalu banyak yang dilalui untuk waktu sesingkat ini. Hingga dada sesak oleh segala kenangan.

Sampai tadi aku bisa melihatnya dari dekat. Hihihiiii... ternyata hidungnya muncung juga ya. Tidak tau kenapa aku yang bangga melihatnya punya hidung mancung. Ahhahaahhaha....

Dan untuk beberapa saat kedepan. Perjalanan akan semakin berat untuk mencapai suatu kesuksesan ujian sekolah. Dan kebanggaan menjadi mahasiswi. Hhoo, mahasiswi? terdengar lebih dewasa ketimbang siswi yang identik dengan seragam, rambut di kuncir, dan gaya jalan yang selengean. Aku merasa menjadi anak jalanan yang sesungguhnya. Makan dijalan, tidur dijalan, bedakan di jalan, ngisi soal-soal dijalan. Anak jalanan yang sesungguhnya. Rumah kadang hanya menjadi tempat numpang tidur. Bahkan aku percaya para pak ogah dipersimpangan jalan yang sering aku lalui familiar dengan mobilku.

Saking lama dijalan aku menjadi lebih sering memperhatikan keadaan sekitar jalanan yang biasa aku lalui. Telah banyak perubahan di kota ini. Malah aku kira lama-lama daerah ku akan menjadi daerah otonomi independen. Lihat saja di jalur arah ciputat. Mc Donald, Giant (2 area lagi), carefour sampai futsal club. Heeii, tapi it's just my opinion ya. Jakarta atau yaa daerah sekitarnya itu daya beli nya (maksudnya harga) lebih murah ketimbang di Bandung yang notabene tempat kongkow. Oke ya...

Hanya sepertinya Jakarta kurang lebar untuk menampung masyarakat urban didalamnya. Pernah suatu ketika aku terjebak macet. Jalan di Jakarta memang lebar-lebar, tapi kalau sudah macet jangan harap bisa keluar dengan mudah. Makanya jangan anak tirikan para supir metromini (dan kenek), dengan bawaan besar ia bisa menyelip diantara inova-inova tersebut dengan mudah dan pedenya. yaah, telinga mereka sudah terbiasa dengan umpatan, malah mungkin bagi mereka segala umpatan itu nyanyian kota yang merdu. Yang menghangatkan suasana sehingga mereka betah di Jakarta. Seperti aku, mereka telah melupakan bahwa mereka telah masuk ke dalam lingkaran panas ibukota. Dengan segala persaingan yang tangguh dan jantan.

Akhirnya aku bisa nulis lagi. Bagi ku nulis itu hobi. Seperti mamah yang hobi meracik tanaman. Kalau dalam iklan pocari sweet, setelah menulis, ion didalam tubuh ini kembali terisi. Dan siap kembali menghadapi tuntutan harapan dan kerunyaman ibukota.

Wednesday, October 28, 2009

English Homework -- Explanation Text

Silk


Do you know about silk? Silk is nice cloth. It can be raw material for any design clotes. Silk also is a expensive cloth. And how a silk occur? let me explain...

The first stage is called sericulture. This is the cultivation of the silk worms. The most popular species for obtaining mulberry silk is Bombyx mori. The worms are raised in a controlled environment and are fed mulberry leaves. The worms form a cocoon around themselves by secreting a protein from the top of their head.

The farmers collect these cocoons and deliver them to the factory, where they are subject to filature operations. The first step is to sort the cocoons according to color, size, shape and texture. Then, the cocoons are made to go through a serious of hot and cold immersions. In this way, the sericin (the gummy substance that holds the fibroin strands in the silk filament together) is softened.

Once this is done, the filament is unwound from the cocoon and combined to produce a thread of raw silk. This is the process of reeling. Usually, three to ten strands are reeled at a time. Finally the skeins into which the filament was reeled, are packed into bundles called books which are then put into bales to be exported to the mill. In the mill, the silk fiber is woven into silk fabric, using either a hand loom or a power loom.

Then, there is it a beautiful cloth from a natural product.




Information sources:

Friday, October 23, 2009

9

Wow.. Ternyata setelah gw perhatiin credit titlenya yang memproduseri film ini tidak lain tidak bukan adalah seorang Tim Burton. Ya ya ya, pantaslah...












Film ini di adaptasi dari film musikal pendek dengan judul sama, Nine, pada tahun 2005 yang juga disutradarai oleh Shane Acker.
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 adalah robot-robot kecil yang dibuat secara sederhana oleh seorang ilmuan untuk menghentikan robot besar dan ganas, The Beast yang dipakai pemerintah sebagai senjata perang. Sebenarnya The Beast adalah ciptaan si ilmuan tersebut juga tapi malah disalahgunakan fungsinya.
Jangan harapkan warna-warna cerah dan ceria dalam kartun ini. Yang ada malah warna-warna sephia semu dari awal sampai akhir film. Jangan harap kartun ini penuh dengan guyon ala kartun hollywood. Tanpa banyak omong film ini mengalir dalam suasana dark. Layaknya kartun-kartun ala Tim Burton seperti Nightmare Before Christmas dan Corps Bride.


Kisahnya berjalan tragis, Saya hampir lupa bahwa film ini untuk semua umur. Entahlah bagi Saya agak mencekam untuk di kategorikan 'Semua Umur'--tapi itu menurut Saya loh.
Jadi akhirnya bolehlah 3 dari 5 bintang Saya kasih untuk film ini. Setidaknya film ini tidak membosankan untuk para pecinta film action dan popcorn yang Saya beli jadi agak mubazir karena kartun ini sangat menyita perhatian.
note:
Saya kira akan ada Jhonny Depp sebagai salah satu aktornya ternyata tidak ada. Pengisi suara pemeran utamanya dipercayakan pada Ellijah Wood, ya rata-rata kan setiap filmnya Burton identik dengan Depp.
whaaah, akhirnya bisa nulis lagi!
Gendre: Animasi, Science fiction
Productioni: Focus Features
Producer: Timur Bekmambetov, Tim Burton
Director: Shane Acker
Writer: Shane Acker, Pamela Pettler, Ben Gluck
Cast: Elijah Wood, John C. Reilly, Jennifer Connelly, Christopher Plummer, Crispin Glover, Martin Landau

Wednesday, September 16, 2009

Medley


Lagu lagu indah tercipta
Mengukir berbagai kisah kehidupan.
Yang nisbi menjadi patut tetap selalu dinikmati dan disyukuri.
(14 September 2009)

***

Ini cerita tentang keindahan.
Sehingga semua anak tumbuh menjadi pemimpi.
Yang kemudian bersinergi dengan berjuta harapan harapan kecil.
Membuat dunia tetap bersimfoni.
Air, angin, udara, dan elemen-elemen lainnya ramai-ramai meng-amin-kan harapan harapan kecil yang meniupkan kelembaban bagi mereka.
Allah Maha Mendengar.
Dan aku percaya-Nya lebih menghargai peluh dari usaha manusia ketimbang keberuntungan semata yang hanya meninggalkan jejak kecewa di hati manusia lain...
(23 Agustus 2009)

***
Semua kembali pada mimpi dan ambisi.
Hingga semua menjadi rancu,
ambigu.
Hingga malam tiba.
Cuma tersisa sepotong renungan dan harapan semu.
Karena merasa hanya jadi pembenaran semata.
Dan kembali dilanjutkan semua kerancuan itu.
(Minggu, 9 Agustus 2009, 22:34)
***
Pena pena runcing menggores kertas halus.
Diantara bayangan semu pena ini tetap menggores.
Bersama lintang warna dan gradasinya.
Untuk melukisnya.
Yang manis untuk menjadi pelukis hati yang sedang lelah.
Menjadi lengkungan senyum ringan yang terbawa angin.
Kabarkan pada semuanya.
Termasuk pada si pemilik hatinya.
Biarkan aku menyimpannya.
Izinkan aku membiarkannya menjadi sang pelukis lengkungan senyum itu.
Yang selalu manis dan berwarna.
(30 Juli 2009)



Sumber Gambar: http://gadgetvenue.com/



Saturday, September 12, 2009

Keroncong


KERONCONG

The other side of music classic
Listen it
and
Feel the harmony of Indonesian

Friday, September 11, 2009

Aku dan aku

Harmoni sore menyejukan suasana panas sisa siang
Tak hanya panas, emosi pun ikut menguap ke udara
Melambung tinggi
Menembus garis-garis atmosfer bersama freon-freon berpolusi yang menyengat langit
Seperti perasaan ini yang hampir pingsan tersengat galau dadakan
Lalu kuputarkan sebuah lagu untuk rasa ini
Si penyanyi mendendangkannya untuk sang pencari harmoni
Lihatlah nyamuk-nyamuk sial itu
Seketika mereka menjadi begitu manis
Aku menjadi begitu menikmati suasana diantara kegalauan
Sisa-sisa rasa yang lepas begitu saja
Ah, siapa sih Dia?
Tak menjadi penting lagi
Tak membuat ku harus berhenti berjalan
Ku acuhkan saja
Tak peduli
Karena hidup terus berjalan, sayang...
Dia dan dia
Aku dan aku
Sudahlah...
Lihat nyamuk-nyamuk itu
Pergilah kalian sebelum ku semprotkan baygon
Dan freon pun kembali menguap bersama ampas kegalauan




Saturday, August 22, 2009

Ketika Orang Sedang Marah

Hari ini mau ngeborong cerita nih. Bener ya orang kalau marah suka lupa, khilaf, danm sebagainya.

Kemaren gw emang lagi agak jengkel. Malem-malem tuh gw sholat maghrib dikamar sendiri, masih dengan perasaan jengkel. Selesai sholat kamudian gw berdoa seperti biasa tibatiba ada suara ketawa 'hihihihi'--entah palsu atau asli. Biasanya kalau takut gw langsung lipat-lipat mukena, sajadah, segala macem dan langsung keluar kamar. Justru karena keadaan gw yg lagi jengkel, lagi berdoa tenang-tenang sambil menghilangkan kejengkelan suara ketawa itu malah bikin gw makin jengkel menuju marah. "AAARRRHHHGGG!!! MACEM-MACEM AJA SIH!" gw geram banget. Gak lama kemudian pas gw siuman dari rasa marah suara ketawa itu emang udah berhenti tapi baru gw sadar tadi orang iseng apa bukan ya....

Lalu pernah suatu ketika. Gw lagi marah juga gara-gara buku gw ilang. Sebelnya tuh sampe bikin setiap omongan gw ketus banget. Nah, lagi sibuk nyari buku yang jadi sumber masalah itu ada bunyi 'glatak glutuk', gak tau tikus atau sesuatu yang lain. Saking keselnya gw teriak aja "BERISIK AMAT SIIIIIH!" suara itu diem sementara gw pasrah dengan buku yang ilang itu.

Merah Putih

Sebenarnya acara nonton menonton ini agak dadakan. Pertama karena awalnya pengen nonton Merantau tapi kehabisan tiket, kedua karena daripada luntang-lantung gak jelas nungguin mamah pulang dari Jogja, akhirnya Saya dan adik memutuskan nonton film Merah Putih ini.

Merah Putih film garapan Yadi Sugandi dan dibantu awak dari ranah Holywood untuk berbagai spesial efek, bisa dibilang sebagai penggebrak film-film kolosal di Indonesia pada abad milenium ini. Penayangannya yang pas hari kemerdekaan pun cukup membuat antusiasme para penonton film melirik apalagi semangat nasionalisme masih menggebu-gebu di hari Dirgahayu kemerdekaan.

Dikisahkan sekelompok pemuda dari berbagai daerah, suku, agama, berkumpul di suatu kamp pejuang yang akan dibentuk sebagai pertahanan dari serangan kumpeni-kumpeni Belanda pada agresi militer setelah kemerdekaan (sekitar 1947).

Yang menjadi daya tarik, tentu saja selain spesial efek yang memasang nama-nama Holywood tadi, tapi juga pengembangan karakter tokoh yang padat sehingga apik untuk di tonton. Seperti dikisahkan Amir (Lukman Sardi) seorang mantan guru yang kemudian memutuskan menjadi angkatan perang RI, dinobatkan sebagai letnan dua, mempunyai tipe pemimpin yang sangat berotak.
Ada juga Thomas (Donny Alamsyah), pemuda Manado ini sangat keras, mungkin kalau dalam komik One Piece dia disebut divisi tempur pasukan yang kadang hanya mengandalkan emosi. Lalu Marius (Darius Sinathrya), seorang pribumi campuran yang agak sengak (memang dalam kasta nya pribumi campuran lebih tinggi daripada pribumi asli apalagi campurannya dari pihak Belanda) dan cenderung penakut justru menonjolkan kemampuannya yang lebih maju dibidang teknis--analisa strategi, pengobatan, dsb-- diakhir cerita.
Dan yang terakhir--tokoh yang paling menarik buat Saya--Dayan (T Rifnu Wikana), Pemuda Hindu asal Bali ini mempunyai karakter yang cukup unik. Jarang bicara dan bagi Saya sebagai penetralisir karakter teman-temannya yang menggebu-gebu.

Thomas: lalu sekarang kita kemana letnan?
Amir: Aku tidak tahu.
Marius: Lalu bagaimana sekarang? apa yang harus kita lalukan Letnan?
Amir: Aku bilang tidak tahu! Jangan tanya Aku!
Dayan: Maaf mungkin bukan kapasitas Saya. Tapi yang Saya tahu pemimpin boleh berkata apa saja pada pasukannya kecuali tidak tahu.
Amir: Kalau begitu Kau saja yang jadi memimpin.
Dayan: hmm... Kalau Saya yang jadi pemimpin lalu siapa yang akan memberi nasehat pada Saya.

Yaa. kadang tokoh Dayan ini bisa lebih bijak dari pemimpinnya. Memang orang-orang seperti ini selalu ada di samping tokoh utama atau tokoh pemimpin. Seperti dalam kisah Sherlock Holmes yang selalu didampingi Watson atau Kapten Jack Sparrow dan Joshamee Gibbs.

Penceritaanya naik terus sampai klimaks. Plot dramanya di sisipkan diantara berbagai adegan perang jadi film tidak monoton di satu titik. Lumayan menggebrak pasar film yang sepi kisah drama kolosal di Indonesia.

Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 64 dan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa!


Film Genre: Drama-Colosal
Production: Pt Media Desa Indonesia, Margate House
Producer: Hashim Djojohadikusumo, Rob Allyn, Jeremy Stewart
Director: Yadi Sugandi
Scriptwriter: Conor Allyn, Rob Allyn
Cast: Lukman Sardi, Donny Alamsyah, Darius Sinathrya, T Rifnu Wikana, Zumi Zola, Rahayu Saraswati, Astri Nurdin

Tuesday, August 4, 2009

Emosi dan Aku

Kangen baca buku. Dalam kesempitan waktu yang ada cuma segelintir emosi yang terus di akumulasi. Dan keadaan justru memaksa untuk menahan semua emosi yang ada. Seperti robot yang menjalani roda waktu tanpa perasaan. Karena itu. Karena aku seorang manusia yang harus punya emosi. Menunggu samapi akhir minggu datang. Kemudian aku akan sangat senang sekali. Karena dapat berubah kembali menjadi manusia.


Sunday, August 2, 2009

Up

Memang imajinasi manusia itu tidak terbatas. Seperti yang ada dalam film Up. Seorang kakek, Mr Fredericksen (Edward Asner), adalah seseorang yang mempunyai jiwa petualang yang sangat tinggi. Dulu ketia Ia masih kecil, Mr Fredericksen sangat kagum pada seorang petualang yang berjanji pada penduduk Amerika Ia akan membawa monster Air Terjun Surga di Amerika Selatan, Charles Muntz. Bersama temannya, Ellie, Mr Fredericksen bercita-cita akan membuat rumah di samping air terjun itu. Hingga mereka dewasa dan akhirnya menikah cita-cita itu masih belum tercapai. Sampai akhirnya Ellie meninggalkan Mr Fredericksen untuk selamanya.

Zaman terus berubah dan cita-cita tetap belum tercapai. Kemudian bersama seoang anak kecil, Russel (Jordan Nagai) yang memaksanya agar Mr Fredericksen mau dibantu olehnya dalam rangka untuk mendapatkan Lencana Membantu Orang Tua.

Film ini bercerita tentang semangat dan harapan. Karena kedua hal itu dapat tumbuh tidak terbatas. Sampai orang lansia seperti kakek Fredericksen saja masih punya semangat untuk mewujudkan harapannya itu, tentu saja karena istrinya.

Jujur saja, beberapa kali saya tidak bisa menahan nangis menonton kesetiaan Mr Fredericksen pada istrinya. Juga semangatnya untuk memindahkan rumahnya ke sebelah Air Terjun Surga.

Ya. Karena harapan tak mengenal umur, dari Russel sampai Mr Fredericksen. Dan semangat tak akan meninggalkan orang-orang yang masih punya harapan itu. Hingga membentuk suatu optimisme yang membangkitkan kehidupan.



Film Genre: Animation-Fantasy
Production: Pixar Animation, Walt Disney Pictures
Produser: Jonas Rivera
Director: Pete Docter
Scriptwriter: Bob Peterson, Pete Docter
Cast: Edward Asner, Christopher Plummer, Jordan Nagai, Bob Peterson, Delroy Lindo

Friday, July 24, 2009

Komprominya Organ Tubuh

Pelajaran jam terakhir adalah ekonomi. Tapi ada suasana yang berbeda. Rata-rata murid pindah ke barisan paling depan termasuk dua anak cowok petakilan itu. Padahal biasanya semuanya memojokkan diri, mendempetkan, merekat ke kursi-kursi di belakang. Mungkin kewaspadaan untuk menghadapi ujian sekolah sudah mulai merasuki murid-murid itu.

Suasana pun menjadi segar. Sesegar kalau membasuh mata dengan air es. Organ tubuh pun seperti mengerti kewaspadaan anak-anak itu sehingga terjadi kompromi antara mata, tangan, dan otak. Mata melebarkan kelopaknya yang seminggu ini berusaha mensingkronkan ambisi, harapan, dan kengantukan bola mata hitam itu. Tangan pun menjadi cekatan menulis catatan yang diberikan nenek guru seperti telah menenggak minuman ala 'roso-roso'. Dan otak, si organ yang paling dingin dan tenang ini pun semakin anggun. Ia menyediakan ruang lebih banyak untuk pengetahuan yang diserapnya.

Pintu kelas terbuka. Angin masuk ke dalam kelas memberikan pasokan oksigen untuk para pelajar ini. Ada beberapa orang lewat di depan pintu. Kemudian mereka membei isyarat seperti ingin bersilaturahmi dengan nenek guru. Ah, nenek guru pun sadar. Di tinggalkannya kami untuk beberapa saat, lagi pula saat itu kami sedang mengerjakan contoh soal. Berbasa-basi. Mungkin terbesit perasaan, "mereka berhasil...". Sedangkan kami di dalam kelas hanya berbisik mencari informasi, "alumni ya?". Beberapa anak melongok ke jendela. Kontras. Kami yang didalam kelas sedang memperjuangkan harapan-harapan sederhana yang sulit itu. Mereka yang sedang bercerita dengan Nenek guru di luar kelas adalah segelintir dari hasil perjuangan tersebut.

Nenek guru pun masuk kelas.
"tadi itu kakak-kakak mu yang lulus dua tahun yang lalu. Baru datang mereka dari Singapur, lagi libur katanya. Ya sudah, jadi jumah permintaan barang akan maximum jika harga yang ditawarkan nol atau sangat minimum..............."


Wednesday, July 22, 2009

Ambigu (apa ya)


Dulu. Waktu SMP gue gak pernah kepikiran sama sekali untuk mengikuti yang namanya bimbel alias bimbingan belajar. Karena entah pikiran orang males kali ya, menurut gue belajar adalah di sekolah. Ngapain cepak-capek, bangun pagi-pagi, musti kejar-kejaran sama supir angkot yang nyari penumpang atau saling bentak sama pengendara motor di jalan cuma untuk sampai di sekolah tepat waktu.


Dulu. Bagi gue sekolah adalah sarang ilmu tapi sekarang juga menjadi sarang ijasah untuk masuk ke universitas. Gue ringan aja dulu mikirnya (apalagi pas SMP), belajar, dapet nilai bagus, jebret terus udah gak usah banyak mikir lagi, liburan, jalan-jalan deh keliling Bandung dengan hati tenang.


Tapi semenjak masuk kelas tiga SMA ini, gak tau ini menjadi ambisi atau ketidakoptimisan atau malah keduanya, gue jadi agak was-was dengan ujian akhir sekolah atau uan atau sebagainya. Mungkin karena ada berbagai provokasi dari lingkungan kalau untuk penentu kelulusan banyak hal yang harus dipersiapkan dari sekarang. Gue malah pernah berfikir kadang ujian kelulusan itu juga berhubungan dengan nasib dan kemudian gue berharap agar nasib gue baik. Amin.


Akhirnya gue putuskan untuk ikut bimbingan belajar. Itu pun bimbel yang tidak mengganggu jam weekend gw (sabtu dan minggu) dan dengan harga yang paling murah. Ah, gue gak mau terlalu di forsir lah karena gue pikir-pikir otak kan juga musti balance (mmm, ekonomi berjalan..).


Udah aja tuh gue masuk bimbel. Bimbingan Belajar ya... Di brosur bimbel yang daftar itu ada program yang intensif banget. Jadi ada pembahasan materi sekolah didalamnya dengan setiap sesi ada 4 kali pertemuan. ooo, di bayangan gue langsung kebayang, mau jadi anak yang gede dijalan apa...


Heheh.. agak ambigu nih. Di sekolah kita belajar. lalu bimbel, mengulang pelajaran di sekolah. Jadi mungkin bimbel adalah pemantapannya. Ada yang mau gue tulis tapi susah mengungkapkannya. Udah aja ah, daripada jadi gila.


salam...

Monday, July 20, 2009

Harry Potter and The Half Blood Prince

Ternyata kasus bom marriot tidak menyurutkan langkah para penonton setia Harry Potter untuk tidak datang ke bioskop. Prediksi saya tentang antrian tiket Harry Potter benar. Puanjaaang sekali untuk ukuran sepagi itu. Padahal loket bioskop belum buka tapi yang antrian untuk membeli tiket Harry Potter sudah bikin shok penonton yang baru datang dan akan antri. Alhasil saya terpaksa dengan sangat menyesal harus mementalkan seorang pengantri yang terus mendesak ingin menyerobot tempat ku.
Jam sepuluh saya mengantri agar mendapat tiket yang jam setengah satu gagal sudah. Karena kita kalah cepat sama orang-orang sudah membeli tiket dari kemarin. Akhirnya harus dengan lapang dada menerima tiket yang jam tiga lewat lima menit. huff...
Harry Potter and Half Blood Prince adalah saga nya yang ke enam. Awal film trade mark music nya sudah membuat penonton disadarkan bahwa mereka sudah masuk ke dunia nya Harry Potter. Tapi semakin 'gelap' dan berbau thriller dari tahun ke tahun. Masih digarap oleh sutradara yang sama dalam Harry Potter and Order of Phoenix, David Yates, dan katanya dia telah di kontrak untuk saga terakhirnya Harry Potter.

Secara keseluruhan seperti biasa Harry (Daniel Radcliffe) dan kawan-kawan melewatkan di Hogwart lalu seperti cerita sebelumnya, yaa, dia kemudian mengungkap misteri Voldemort untuk dapat mengalahkannya.
Tapi ada sesuatu yang membuat cerita ini akhirnya dimata saya mempunyai greget. Selain karena faktor Bellatrix Lastrage yang cukup banyak di tampilkan (Helena Bonham memang patut diberi label 'pemain watak' karena dia berhasil membuat karakternya menjadi benar-benar 'gila') juga karena adanya konflik batin yang muncul di antara para tokoh antagonis. Ini yang saya suka dari model penceritaan J.K. Rowling. Darco Malfoy (Tom Felton) yang menangis akibat tugas yang diberikan sang pangeran kegelapan yang sebenarnya Ia tak sanggup juga tokoh Profesor Snape (Alan Rickman) yang menjadi sangat kompleks.


Severus Snape tiba-tiba saja menjadi seperti orang plin-plan. Dia membunuh Albus Dumbledore (Sir Michael Gambon) tapi justru di situlah karakter Snape, dia bukanlah seorang pecundang. Dia melaksanakan sumpahnya untuk melindungi Draco yang tak bisa membunuh Dumbledore. Dan mungkin saja itu yang membuat Dumbledore begitu percaya dengannya. Ya, Rowling telah membuat karakter Draco dan Snape menjadi lebih manusiawi.
Meskipun begitu film ini yang di harapkan memunculkan banyak action menjadi minim action karena hal-hal tersebut.


Film Genre: Fantasy
Production: Warner Bros. Pictures
Director: David Yates
Scriptwriter: Steve Kloves
Cast: Daniel Radcliffe, Rupert Grint, Emma Watson, Sir Michael Gambon, Alan Rickman, Tom Felton, Helena Bonham Carter.

Monday, July 13, 2009

Kosong


Terlalu kosong untuk suatu pikiran.

Tak ada yang kemudian bermain gelora dalam otak.

Mungkin baru akan dimulai sebentar lagi.

Detik-detik ujian penentuan.


Kosong menjadi was-was.

Ketika semua yang tak diharapkan berhamburan datang.

Lalu berharap semua akan baik-baik saja

Karena Aku percaya manusia punya jalan baiknya masing-masing.




Friday, July 10, 2009

Resensi: Garuda di Dada Ku

Film yang terus bertengger di studio dua lebih dari satu minggu ini (di rata-rata bioskop se Jakarta) kayaknya menarik untuk di tonton juga. Sekalian ngajak anak-anak sd yang mau smp dari Pekanbaru liburan di Jakarta.
Ceritanya bisa dibilang sederhana. Seorang anak bernama Bayu (Emir Mahira) ingin sekali menjadi pesepak bola nasional Indonesia.
Bayu: Aku ingin jadi pemain sepak bola nasional. Pake lambang Garuda di sini.
Tapi keinginannya tersebut terhambat karena larangan kakeknya (Ikranagara) yang agaknya trauma dengan sepak bola. Dengan bantuan teman-temannya Heri (Aldo Tansani) dan Zahra (Marsha Aruan) akhirnya Bayu berhasil menggapai cita-cita itu.
Ini yang disebut remaja tanggung. Lelucon yang dilontarkan memang terdengar spontan dan lucu juga, namun bagi beberapa anak-anak yang menonton (yang umurnya sekitar dibawah kelas 3 SD) malah merenyit bingung, termasuk salah satu sepupuku itu.
Bang Dullah: Ntar dah Bang Dullah cariin lapangannya.
Bayu: siip dah bang, sekalian yang jauh biar kakek saya gak bisa ngendus.
Tadi Saya sebutkan cerita ini sederhana namun dengan cara penyampaian cerita yang baik justru menjadi nilai tambah untuk kisah sederhana ini. Plotnya jelas. Dan mengalir. Terasa bahwa penggarap film ini sadar bahwa target mereka adalah semua umur. Berarti dari mulai anak kecil sampai umur dewasa bisa menonton film ini. Jadi hanya sesekali (rata-rata di bagian awal film) adegan penuh dialog yang prinsipal (dibagian ini anak-anak kecil mulai gutak gitek gak mau diam). Sisanya adalah sepak terjang Bayu dalam meraih mimpinya yang digambarkan secara visual.
Yaa. Cukuplah untuk menikmati sisa liburan yang tinggal menghitung hari ini. Setidaknya setelah liburan selesai anak-anak itu punya semangat baru di hari pertama sekolah seperti semangat Bayu yang ingin mejadi pemain sepak bola nasional.
Genre: Drama
Rating: Semua Umur
Produksi: Sbo Films dan Mizan Production
Produser: Shanty Harmayn
Sutradara: Ifa Isfansyah
Penulis: Salman Aristo
Pemain: Emir Mahira, Aldo Tansani, Marsha Aruan, Ikranagara, Maudy Koesnaedi, Ary Sihasale, Ramzi

Saturday, July 4, 2009

Pekan Produk Kreatif Indonesia 2009-JCC

Hari Minggu, 28 Juni 2009. Memang udah dari Sabtu niatnya mau datang ke acara ini. Tapi karena ada yang ngotot mau nonton Transformer akhirnya diundur sampai hari Minggu. Huaah! yang mau nonton Transformer ramai gilaa... Rata-rata sih penonton anak-anak cowok yang pada dengan setia mengantri di depan loket bioskop. Udah nyatronin dua bioskop akhirnya berhasil nonton di Setiabudi jam 8 malam, sedangkan beli tiketnya jam 4-an lah.
Oke. Prolognya selesai.

Acara apa sih nih? Acara pameran produk industri kreatif yang memang akhir-akhir ini lagi marak di Indonesia. Acaranya berlokasi di Jakarta Convention Centre, Senayan. Berlangsung dari tanggal 25-28 Juni 2009.

Industri kreatif itu semacam industri yang berkiblat pada kesenian, atau yaa semacam itu. Pada acara itu dipamerkan berbagai film (karena film juga masuk industri kreatif), dari film jadul sampai yang akan rilis. Ada acara nonton bareng film-film Indonesia secara gratis juga.


Peran media masa pun ikut membangkitkan industri ini.

Selain film lukisan pun menjadi salah satu objek yang dipemerkan. Jujur saja. Baru kali ini Saya datang ke pameran lukisan. Ternyata suasananya agak dingin ketimbang di blok pameran film tadi. Tapi tetap, aura seni nya sangat tinggi di dalamnnya.

Salah satu lukisan yang dipamerkan
Pelukis: William R.
Judul: Spirit of The Legend
Tahun: 2008
Media: Acrylic on canvas
Ukuran: 150 x 150 cm
Dalam acara itu juga di pamerkan produk animasi & software, furniture & interior, arsitektur, musik, desain grafis, kuliner, dan kerajinan tangan seperti batik, tenun, barang-barang dari rotan, bambu dan sebagainya.
Acara kemudian berakhir dengan ditutup dengan lantunan biola yang penuh stakato dari Tamara Clarissa (pemain biola yang masih berumur 7-8 tahunan), Dance Company, dan Steven & Coconut Treez.
Terakhir foto bareng Ario Wahab... HHOOOOO!

Thursday, June 25, 2009

Asin

Cuma mau sekedar cerita doang. Sampingan karena foto-foto di Ancol gak bisa di copy ke komputer.

Sekarang malah bingung mau mulai dari mana. Tadi pagi gw bangun pagi banget. Bahasa gw lagi gak terlalu formal nih. Udah aja tuh. Celingukan bingung sendiri mau ngapain. Cuma ada dua temen gw yang senasib, dan dua orang yang belum bisa tidur sampai matahari muncul.
Lagu dari laptop teriak-teriak sendiri. Yang baru bangun masih ngelamun diantara alam bawah sadar, yang belum tidur juga ngelamun berusaha masuk ke alam bawah sadar. Udara cukup sejuk untuk ukuran daerah pantai. Asin terasa di kulit, rambut, dan gigi. Gw buka pintu yang menuju arah teras. Bebek-bebekkan mengapung-apung lembut sisa pasang laut tadi malam. Mungkin nanti ada anglingdarma keluar dari dalam air itu, hoho...

Ada ipod hijau dianggurin pemiliknya akhirnya gw pake. Dan gw merasa lagu yang gw dengar menyatu dengan kesepian pagi itu. Bekas-bekas lelah ada dimana-mana. Bergelimpangan dalam wujud orang-orang yang tertidur sekenanya. Terus gw berdoa semoga anak-anak kelas gw, yang bergelimpangan kayak korban tsunami itu, naik semua. [...................]

Friday, June 19, 2009

Gulali Masa Kecil

Gulali itu berwarna pink. Dulu aku paling gak suka sama warna pink. Karena terlalu perempuan. Gulali berkerlap-kerlip akibat pembiasan dari lampu lampu pasar malam yang diadakan sebulan sekali disini. Dan hujan pun ikut beramai-ramai memeriahkan pasar rakyat ini. Memang, entah kutukan penghuni tanah atau memang tak ada pawang hujan sehingga jika pasar malam itu ada maka hujan pun deras mengguyur.
Kincir berputar lamban. Memutar orang-orang yang sedang riang gembira. Memutar waktu sampai tengah malam.

Ngomong-ngomong soal memutar waktu. Aku jadi kangen masa-masa Aku dulu. Gulali-gulali masa kecil. Kapas gulali keluar perlahan seperti laba-laba sedang mengaitkan jaring-jaringnya diantara tembok. Lalu dengan sigap si tukang gulali memutar-mutar jaring itu dengan semacam lidi. Ah, anak kecil tak pernah berpikir apakah lidi itu bersih atau tidak. Yang jelas rasa manis gulali membiarkan anak-anak itu rela perutnya dijejali oleh berbagai macam kuman.

Aku memutar waktu lebih jauh ke belakang. Tak taulah, malam kemarin seperti malam nostalgia. Aku kangen teman-teman TK ku dulu. Di negeri sakura itu. Mungkin akibat Facebook. Dari situ aku kembali bertemu banyak teman-teman SD ku. Tapi untuk teman TK yang berada nun jauh disana agak sulit apalagi Aku tak pernah tau nama belakang mereka.

Ah, aku sering menghayal mungkin teman-temanku yang sudah seumurku itu sedang asyik dalam pergaulan remaja-remaja Jepang yang menghiasi Harajuku. Atau mereka memakai seragam SMA seperti dalam komik-komik itu. Seperti aku yang memakai seragam SMA monoton khas Indonesia. Hahaha... Kangen juga.
Lampu-lampu pasar malam padam satu persatu. Komidi putar sudah tak ber-orang lagi. Orang-orang pasar mulai membereskan atribut mereka dan merenah untuk beristirahat di penghujung malam. Menunggu malam berikutnya dan kembali membaurkan diri dalam gemerlap lampu-lampu pasar rakyat ini.
Lalu Aku dan nostalgia-nostalgia kecil itu harus berakhir dengan utang harus mijit kaki mamah.
Sumber gambar: www.fanpop.com

Thursday, June 18, 2009

Bajak Laut


Galeon, salah satu kapal bajak laut yang cukup terkenal. Bajak laut yg paling terkenal kejahatannya dan kesadisannya sepanjang masa adalah " balckbeard " atau Si Janggut Hitam( nama aslinya Edwar Teach), yang selalu muncul dengan gaya khasnya, yaitu kembang apimenyala yang terikat pada jenggot hitamnya yg lebat (kalau liat karakter ini jadi inget tokoh Si Kaki Merah di One Piece). Aktifitas bajak laut sendiri mulai berkurang setelah tahun-tahun 1720-an. ketika itu armada laut Inggris sudah mulai disebar keseluruh dunia.

Saturday, June 13, 2009

Sembahyang

Sembahyang sebenarnya terdiri dari dua kata. Sembah dan Hyang. Awalnya kata ini digunakan para umat Hindu untuk kegiatan menyambah Sang Hyang Widhi Wasa. Tidak hanya sembahyang, puasa pun merupakan kata yang berasal dari umat Hindu, Upawasa yang berarti mengendalikan diri. Banyaknya kosakata yang disesuaikan dengan bahasa Indonesia ini tak lepas dari kuebudayaan Hindu yang sudah melekat sangat lama di Indonesia.

Friday, June 5, 2009

Perkumpulan Perpusakaan

Gara-gara abis baca blog nya Anti jadi pengen nulis juga nih.

Tiga orang tidak ada kerjaan berkumpul di dalam perpustakaan yang dingin dan sepi. Cuma ada dua penjaga perpustakaan yang sebenarnya diam-diam memantau keadaan perpustakaan yang memiliki banyak sudut mati itu. Dan beberapa anak kelas tiga yang entahlah menjadi rajin datang ke sekolah malah ketika mereka sudah selesai berurusan dengan sekolah. Juga dua anak sebelas IPA yang dengan rajinnya membuka facebook di komputer perpus sampai kadang-kadang membuat antrian panjang yang ingin menggunakan komputer.

Tiga orang itu. Dua perempuan dan satu laki-laki.
Bunga: aduhh, gila juga ya yang lagi pada kampanye.
Sambil membulak balikan koran

Muslimah: Eh, nanti kalo gw jadi presiden lu pada pilih gw ya. Contreng gw! eh lu juga!
Berkoar-koar. Nunjuk-nunjuk seseorang yang lagi tenangnya baca novel Mira. W sampai-sampai orang itu bingung

Bunga: idialaaah... tinggal nunggu ancur aja nih negara kalau sampe elu yang kepilih.

Laki: Ati-ati lu mus. Nanti kalau udah jadi presiden ntar lu jadi kurus, tambah item, bongkok. Tinggal stres.

Bunga: HUEHEHEHEHEHEHEHE

Muslimah: eh, iya ya. Ah, gw jadi bupati aja deh

Laki: bener tau. Liat aja tuh. (Sambil menunjuk foto sang presiden) tuh liat, dulu kan masih ganteng, tegak. Lah sekarang apaan.

Muslimah: oiya ya. Ah gw jadi Rt aja deh

Bunga: HUOHOHOHOHOHOHOHOHO

Maka bel pun berbunyi dan perkumpulan itu bubar. Dan mereka kemudian berbaur dengan rombongan yang menuju keluar gerbang sekolah. Seramai kloter haji yang baru pulang.


Friday, May 29, 2009

Pesimis


Dengan berat hati Aku harus bercerita.
Karena ada yang berteriak disini. Di dalam hati.
Teriakan ketidakpuasan. Kepesimisan.
Sehingga semua kembali terlihat realistis.
Seperti dulu. Tanpa mimpi. Tanpa harapan. Tanpa ambisi. Polos.
Dan aku menjadi merasa tak beruntung. Karena aku terlampau jauh bermimpi.
Kemudian terjun bebas di angkasa. Jatuh menggelapak di tanah. Sakit.
Selanjutnya aku tinggal menangis. Meratapi mimpi-mimpi yang sia.
Berdoa. Ya Allah semoga aku mempunyai jalan yang baik. Amin
Terlalu penat. Ketika aku harus berada di dalam jurang terbawah diantara orang-orang.
Dan ambisi makin tertawa melihat sisa-sisa kesombongan yang diselimuti bangkai semangat.
Mungkin aku terlalu sombong sehingga tak pernah berfikir gagal.
Gagal. Adalah kata yang terlalu keramat. Adalah sumber awal keputusasaan. Kepesimisan.
pesimis.Pesimis.pesimis. Dan aku tak berani terbang jauh lagi.

Sawangan
29 Mei 2009

Sumber gambar:http://tempe.files.wordpress.com/2007/11/tertimpa_tangga.jpg

Wednesday, May 27, 2009

Curious Case of Benjamin Button

Awalnya mau nonton Slumdog Milionair, tapi berhubung kaset DVDnya rusak beralih nonton film drama--sebenarnya lebih cocok dibilang roman-- arahan sutradara David Fincher ini.

Kisahnya diadaptasi dari sebuah buku karya F. Scott Fitzgerald (1920)--salah satu pengarang legendaris asal Minnesota, Amerika Serikat, yang pernah melahirkan karya-karya masterpiece macam The Great Gatsby (1925) atau The Last Tycoon (dipublikasikan 1941, setahun telah kematiannya)-www.beritabaru.com.

Cerita kisah Si Pembuat Jam buta yang trauma akan kematian anaknya dalam perang. Kemuadian Ia membuat jam dengan panah yang memutar terbalik sebagai bentuk rasa dukanya. Tapi kisah itu hanya sekedar prolog yang akan mengantarkan para penonton tentang maksud 'jam yang memutar ke belakang'.

Benjamin Button lahir tepat pada perayaan kemengan perang Amerika di New Orleans. Kemudian Ia 'dibuang' didepan sebuah panti jompo karena rupanya yang seperti kakek berumur 70 tahun. Queenie (Taraji P Henson), seorang pengasuh panti berkulit hitam menemukannya dan Dia adalah orang pertama yang sayang pada Benjamin, 'Anak ini tetap ciptaan Tuhan'.

Waktu bergulir. Dimulailah kesatiran dari kisah ini. Benjamin hanya bisa maju mundur dengan kursi rodanya sedangkan anak-anak lain seumurnya (umur anak-anak) bisa bermain bebas. Antara lucu tapi kasihan. Kadang Ia bertanya pada Queenie ketika Ia tidak diterima disuatu lingkungan,
'untuk apa aku dilahirkan mama?'
'semua orang punya maksud untuk dilahirkan. Tapi sampai saat ini Aku juga belum tahu maksud dariNya'
Benjamin semakin tumbuh. Tapi semakin umurnya menua makin muda lah rupanya.
Awal cerita memang penuh kisah-kisah satir seorang benjamin kecil. Namun pada tengah cerita film mulai agak terasa monoton--petualangan Benjamin menjelajahi lautan terkesan terlalu monoton karena cerita Ia dan 'para wanita' yang terlalu menonjol, mungkin agak tertolong dengan adanya kapten kapal. Tapi tenang saja. Di akhir cerita dibungkus dengan cukup baik. Benjamin yang semakin mengecil akhirnya di asuh oleh istrinya--atau mantan istrinya--Daisy (Cate Blanchett), akhirnya meninggal dalam bentuk bayi.

Cuma saran. Tapi film yang masuk dalam jejeran nominasi di Golden Globe ini memang bukan film 'iseng'. Jadi jika tak terlalu menyukai roman drama sebaiknya bawalah beberapa cemilan atau sesuatu pelepas bosan.
Genre: Roman Drama
Produksi: Warner Bros. Picture
Sutradara: David Fincher
Penulis: Eric Roth
Adaptasi: 'Curious Case of Benjamin Button'--F Scott Fitzgerald (1920)
Pemain: Brad Pitt, Cate Blanchett, Taraji P. Henson, Jared Harris, Tilda Swinton

Tuesday, May 26, 2009

Tertawa. Ha..Ha..Ha..


Kamu tau.
Dunia ini penuh ironi.
Kadang kita terpaksa tertawa satir agar terlihat bahagia.
Orang-orang tua itu tetap mengejar harta untuk tetap terlihat tegar.
Anak-anak yang sedang memilih hidup.
Dan orang-orang yang mempertahankan kebahagiaan.
Karena dunia ini semakin sempit.
Semakin menyesakan batin-batin yang punya hati (bahkan yang tak punya).

Sambil menatap hijaunya upacara Harkitnas. Di depanku berjajar tapak-tapak batu putih. Menuju tempat paling tenang di sekolah.


20 Mei 2009
Blok M, Jakarta

Sumber Gambar: http://penulismimpi.blog.friendster.com/

Wednesday, May 13, 2009

Indonesia


mmm... Tadinya mau dikasih judul The Uniqly Indonesian tapi itu slogan wisatanya Singapura jadi gak jadi dipake.

1) WOC adalah konfrensi laut dunia yang baru-baru ini diadakan untuk pertama kalinya di Manado, Sulawesi Utara. Konfrensi yang membicarakan tentang perlindungan terhadap laut dunia yang pusatkan pada Segitiga Karang (Coral Triangel) yang meliputi Indonesia, Malaysia, Philpina, Papua New Gunea, Kepulauan Salomon dan Timor Leste.

Beritanya:
Coral triangle (CT) atau segitiga terumbu karang dunia yang dipetakan mencakup Negara Indonesia, Malaysia, Philpina, Papua New Gunea, Kepulauan Salomon dan Timor Leste dengan luas terumbu karang 75 ribu kilometer persegi. Indonesia sendiri memiliki luas terumbu karang sekitar 51 ribu kilometer persegi yang menyumbang lebih dari 21persen luas terumbu karang dunia yang tentunya menyimpan potensi laut terbesar di dunia.Kawasan Coral Triangle juga dikenal sebagai "Amazone of the Sea", dan merupakan pusat keanekaraman dan kelimpahan kehidupan laut di planet bumi. Pada kawasan ini ditemukan lebih enam ratus jenis karang (lebih dari 75 persen jenis karang yang dikenal) serta memiliki 3 ribu jenis ikan. Kawasan ini juga menjadi bentangan hutan mangrove terluas di duniaSegitiga terumbu karang dunia, yang sebagian besar ada di wilayah Indonesia tersebut menjadi pusat perkembangbiakan dan pertumbuhan ikan tuna, paus, kerang-kerangan serta penyu dan organsme laut lainnya yang memberi manfaat bagi hampir seluruh Negara di dunia. (http://www.tribun-timur.com/)

Dan Indonesia dengan senang hati menjadi tuan rumah 'konfrensi untuk laut' pertama ini karena lokasi pelestarian laut dan karang ada di dalamnya, di Manado, Bunaken.

2) Di Venesia transportasi umumnya menggunakan perahu karena sebagian besar wilayah tersebut adalah air. Seperti Venesia, laut dan Indonesia adalah satu kesatuan yang kemudian muncullah mozaik (cieelah, bahasanya Andrea Hirata nih... hoho) kehidupan. Tidak terlihat kalau hanya di kota besar seperti Jakarta. Datanglah ke daerah-daerah luar pulau Jawa. Di Kalimantan laut benar-benar di jadikan sumber penghidupan. Bukan hanya sebagai jalur transportasi tapi juga wilayah dagang seperti di Balikpapan yang selalu meramaikan pagi dengan Pasar Terapungnya.

3) Pernah berfikir kalau jarang-jarang ada satu negara yang benar-benar berkedaulatan penuh terdiri dari pulau-pulau. Yap. Di Indonesia sangat sulit jika ingin jalan-jalan keluar Jawa. Selain transportasi, biaya juga menjadi kendala. Kalau tidak menggunakan transprtasi udara ya lewat laut. Bahkan kadang untuk memasuki suatu desa terpencil harus menggunakan pesawat lokal yang penumpang didalamnya harus banyak-banyak baca doa. Tapi disitulah letak adventurenya. Jarang-jarangkan ada paket wisata yang menawarkan Feel Of Adventure.

4) Tapi sayangnya Saya belum menemukan letak keunikan demografi (kependudukan) yang ada gregetnya untuk ditulis disini.

5) Lihat peta dunia. Tak sulit menemukan Indonesia didalamnya. Negara yang berbentuk memanjang sehingga menghabiskan seperempat khatulistiwa. Berada diantara Asia dan Australia. Jadi sebenarnya Indonesia adalah wilayah peralihan dunia barat dan dunia timur.

6) Faktanya lebih jauh terbang ke Papua daripada nyebrang ke Malaysia dan Singapura.

Kelilingi Indonesia. Karena banyak hal-hal kecil mungil yang kadang justru menjadi alasan mengapa Saya percaya Indonesia itu unik.