Monday, December 24, 2018

26 Tahun!

I'm 26 years old now! wah!

Baiklah, saya akan bercerita sedikit bagaimana 2018 secara garis besar memberikan banyak tantangan.
Tahun ini saya banyak bergulat dengan kesabaran. Perihal menekan ego dalam-dalam secara terus menerus menumbuk diri saya. Dengan berbagai macam kejadian, situasi, macam-macam lah. Hal pertama yang paling kentara terjadi pada diri saya, secara memaksa, saya harus keluar dari zona nyaman. Dimana waktu itu mungkin beberapa saat, saya seperti kehilangan diri saya. Tidak ada passion, tidak ada semangat, tidak tahu tujuan. Benar-benar seperti tidak kenal diri saya sendiri. Pilihannya waktu itu, sepertinya saya harus keluar dari situasi ini. Berpikir panjang, sambil berdoa semoga Allah mengijinkan saya mengambil langkah ini. Tapi justru setelah doa-doa panjang, pilihannya malah membuat saya menarik keputusan awal, dan belajar untuk bertahan, untuk sementara. Iya, belajar, bukan mencoba.

Bertahan ini yang menyadarkan saya soal kesabaran. Sambil berpikir bahwa saya tidak bisa lagi hidup suka-suka saya. Tapi mungkin ini yang dipersiapkan semesta menjelang ulang tahun saya hahaha... kado semesta ini ya diri saya sendiri.

Selain urusan sabar ini, sepertinya saya sudah menemukan resolusi untuk 2019. More respect please... and caring. Respek dan peduli, itu resolusi untuk 2019. Lebih banyak mendengar, banyak baca. Dan tidak lupa, bringing back my passion!

Soal jodoh gimana? Perkara jodoh kan bukan setelah menikah lalu selesai. Saya saja belum beres dengan diri sendiri, gimana nanti tiba-tiba ada orang lain masuk, bahkan jadi bagian dari diri saya.
Hehe...

Yah begitulah...

Selamat berlibur kalo begitu...

Sunday, December 2, 2018

Prosa Jakarta


Menjalin hubungan dengan Jakarta.
Capek.
Riuh.
Tidak romantis.
Hangat.
Tidakkah itu sangat manis.
Mencium hangatnya ketika hujan turun.
Atau memeluk malam yang tak berbintang diantara lampu-lampu gedung.
Atau menatap wajahnya kala embun belum saja menguap.
Ia hampir tak pernah tidur.
Menatap dengan matanya yang lelah, yang di bawahnya sudah melingkar garis kurang tidur.
Seraya berkata, mari jalani sehari lagi bersamaku.
Kau pasti bisa.


Sawangan, 2 Desember 2018




Sebanyak apa aku tak mengerti.
Berkali-kali ku lempar dadu.
Berjudi akan jawaban yang terucap.
berkali-kali aku kalah.
Kuhitung langkah.
Tapi semesta mu tak pernah bisa ku masuki.
Aku terbakar jadi abu.


Jakarta, 26 November 2018




Aku jadi ingin membawamu keliling kota ini.
Sambil bercerita tentang apa saja.
Tentang imajinasimu, mimpimu, kekhawatiranmu.
Biarkan aku mendengarkannya.
Ijinkan aku ikut merekamnya dalam memoriku.
Atau, agar aku dapat mengamini setiap doamu.
Kau mungkin tak suka dengan kota ini.
Padat, bising, kasar.
Suatu saat akan kutunjukan, bagaimana kau akan rindu kota ini.
Mungkin bukan karena kota ini semata, tapi karena ini bagian dari semestaku.
Iya, membawamu ke kota ini seperti memperkenalkan pada semestaku.
Tapi itu angan-angan saja, saat hatiku sedang begitu lembut.



Jakarta, 19 November 2018





Kudengar bisikan air yang mengalir di kaca-kaca gedung.
Mereka cerewet sekali.
Bercerita kisa-kisah dari langit.
Mereka berbisik, semua akan baik-baik saja.
Kubilang, tidak, ini hidupku. 
mereka menatapku seraya meluncur ke tanah.
Diucapkannya sampai jumpa.
Katanya, mereka menyimpan ceritaku untuk dibawa ke langit.



Jakarta, 15 November 2018