Kamar Kiwi telah gelap gulita. Sisa-sisa masa kecilnya menguap dari mimpinya. Besok siap disongsongnya dunia. Ia tak pernah segalau ini. Ini tentang masa depan pikirnya.
Gelembung-gelembung biru mengudara bersamaan udara dingin kamar itu. Kiwi tertidur. Ia lelah berspekulasi dengan angan masa depan. Ia terlalu keras kepala untuk mengubah keputusan. Tapi Kiwi masih terlalu kecil untuk mengambil keputusan. Dunianya masih sempit.
Lagu dari radio masih mengalun. Menawar was-was dalam hati Kiwi menuju dewasanya. Didalam kamarnya itu, saksi bisu pertumbuhannya sampai sekarang. Lagu-lagu yang terus berubah seiring perkembangan umur Kiwi.
Kiwi kangen masa kecilnya. Hanya itu yang Ia rasakan. Kemudian Ia berdoa " Ya Tuhan semoga apa yang saya pilih memang jalan yang terbaik untuk saya. Amin."
Terlelaplah Kiwi dalam tidurnya. Ia bebas melayang di udara. Seringan kapas yang baru turun ke bumi dari pohonnya. Kemudian keinginnya, harapannya, terkunci dalam kotak-kotak alam bawah sadar yang manjadi pelumas untuk meraih semua itu. Kiwi tak pernah tau kalau semua energi keinginannya tersimpan dengan rapi.
No comments:
Post a Comment