Saturday, December 19, 2009

Sang Pemimpi

hmm.. Bingung mau mulai darimana. Okeh. Aku gak bisa berenti nangis di akhir-akhir film Sang Pemimpi. Tentang hasil kepesimisan Ikal akan masa depannya yang membuahkan hasil yang tak mengenakan. Tentang tanggungjawab guru terhadap muridnya di awal kehidupan mereka. Tentang seorang ayah yang menjadi sebuah kekuatan untuk anaknya. Tentang jiwa-jiwa muda yang mengejar mimpinya.
Benar. Terasa sangat dinamis. Diawal cerita berjalan agak lambat dengan banyak adegan-adegan pendek yang terasa janggal. Meskipun akhirnya menyatu menjadi sebuah kesatuan yang mengesankan. Karena aku yakin tak mudah untuk membuat pengenalan tokoh dua kali--karena tokoh dalam Sang Pemimpi dan Laskar Pelangi berbeda. Ya. Sutradara tahu bahwa film ini juga ditonton oleh orang-orang yang belum membaca bukunya.


Musiknya. Khas Laskar Pelangi. Dengan gendang dan cengkok melayu dalam musiknya tidak dihilangkan dalam film ini. Mungkin ini sebagai tanda bahwa Sang Pemimpi adalah sekuel dari Laskar Pelangi meskipun dengan tokoh yang berbeda--maksudnya tokoh-tokoh pendampingnya.

Didalam film ini ada banyak kata-kata filososis yang diteriakan "para pelopor"--begitu kata pak Balia menyebut murid-muridnya. Memang dari empat bukunya bagiku Sang Pemimpi adalah inti cerita. Begitu banyak filosofi atau setidaknya kata-kata bermakna dalam di bukunya--coba baca bukunya, akan ada lebih banyak kata-kata bermakna.

"Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu"

"Tanpa mimpi, orang-orang seperti kita akan mati "

"Aku belajar bahwa pria pendiam sesunguhnya memiliki kasih sayang yang jauh berlebih dibanding pria sok ngatur yang merepet saja mulutnya"

"Tuhan tahu tapi menunggu"

"Kau boleh marah padaku, kau boleh benci padaku, asal kau jangan acuhkan aku"

Yah, setidaknya inilah petikan-petikan kalimat yang aku ingat dalam buku Sang Pemimpi.

Sudahlah. Aku bingung mau ngomong apalagi. Karena aku terlalu simpati terhadap sosok ayahnya Ikal. Aku masih terbawa euforia mimpi simpai keramat yang bernama Arai itu. Tapi sungguh, Sang Pemimpi adalah cerita kehidupan. Sensasi film ini terasa di akhir cerita. Menurut aku loh. Soalnya aku sampai sesegukan di akhir film..


note: akhirnya Sang Pemimpi rated-nya REMAJA. Karena memang cocok nya ditonton umur-umur remaja yang pikirannya masih ngalor ngidul. Masih bingung sama dirinya sendiri. Yaa, bisalah Sang Pemimpi menjadi semacam rekomendasi untuk masa depan. Sekolah ke Paris? Boleh juga tuh...


Masa Muda Masa yang Berapi-api.... -Rhoma Irama-

Gendre: Drama Produksi: Miles Film & Mizan Productions Produser: Mira Lesmana Sutradara: Riri Riza Penulis Skenario: Salman Aristo, Mira Lesmana, Riri Riza Pemain: Lukman Sardi, Mathias Muchus, Nazril Irham, Landung Simatupang, Nugie, Rieke Diah Pitaloka, Jay Wijayanto, Yayu Unru, Vikri Septiawan, Rendy Ahmad, Azwir Fitrianto, Maudy Ayunda, Zulfany, Sandy Pranatha

No comments:

Post a Comment