Saturday, August 22, 2009

Merah Putih

Sebenarnya acara nonton menonton ini agak dadakan. Pertama karena awalnya pengen nonton Merantau tapi kehabisan tiket, kedua karena daripada luntang-lantung gak jelas nungguin mamah pulang dari Jogja, akhirnya Saya dan adik memutuskan nonton film Merah Putih ini.

Merah Putih film garapan Yadi Sugandi dan dibantu awak dari ranah Holywood untuk berbagai spesial efek, bisa dibilang sebagai penggebrak film-film kolosal di Indonesia pada abad milenium ini. Penayangannya yang pas hari kemerdekaan pun cukup membuat antusiasme para penonton film melirik apalagi semangat nasionalisme masih menggebu-gebu di hari Dirgahayu kemerdekaan.

Dikisahkan sekelompok pemuda dari berbagai daerah, suku, agama, berkumpul di suatu kamp pejuang yang akan dibentuk sebagai pertahanan dari serangan kumpeni-kumpeni Belanda pada agresi militer setelah kemerdekaan (sekitar 1947).

Yang menjadi daya tarik, tentu saja selain spesial efek yang memasang nama-nama Holywood tadi, tapi juga pengembangan karakter tokoh yang padat sehingga apik untuk di tonton. Seperti dikisahkan Amir (Lukman Sardi) seorang mantan guru yang kemudian memutuskan menjadi angkatan perang RI, dinobatkan sebagai letnan dua, mempunyai tipe pemimpin yang sangat berotak.
Ada juga Thomas (Donny Alamsyah), pemuda Manado ini sangat keras, mungkin kalau dalam komik One Piece dia disebut divisi tempur pasukan yang kadang hanya mengandalkan emosi. Lalu Marius (Darius Sinathrya), seorang pribumi campuran yang agak sengak (memang dalam kasta nya pribumi campuran lebih tinggi daripada pribumi asli apalagi campurannya dari pihak Belanda) dan cenderung penakut justru menonjolkan kemampuannya yang lebih maju dibidang teknis--analisa strategi, pengobatan, dsb-- diakhir cerita.
Dan yang terakhir--tokoh yang paling menarik buat Saya--Dayan (T Rifnu Wikana), Pemuda Hindu asal Bali ini mempunyai karakter yang cukup unik. Jarang bicara dan bagi Saya sebagai penetralisir karakter teman-temannya yang menggebu-gebu.

Thomas: lalu sekarang kita kemana letnan?
Amir: Aku tidak tahu.
Marius: Lalu bagaimana sekarang? apa yang harus kita lalukan Letnan?
Amir: Aku bilang tidak tahu! Jangan tanya Aku!
Dayan: Maaf mungkin bukan kapasitas Saya. Tapi yang Saya tahu pemimpin boleh berkata apa saja pada pasukannya kecuali tidak tahu.
Amir: Kalau begitu Kau saja yang jadi memimpin.
Dayan: hmm... Kalau Saya yang jadi pemimpin lalu siapa yang akan memberi nasehat pada Saya.

Yaa. kadang tokoh Dayan ini bisa lebih bijak dari pemimpinnya. Memang orang-orang seperti ini selalu ada di samping tokoh utama atau tokoh pemimpin. Seperti dalam kisah Sherlock Holmes yang selalu didampingi Watson atau Kapten Jack Sparrow dan Joshamee Gibbs.

Penceritaanya naik terus sampai klimaks. Plot dramanya di sisipkan diantara berbagai adegan perang jadi film tidak monoton di satu titik. Lumayan menggebrak pasar film yang sepi kisah drama kolosal di Indonesia.

Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 64 dan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa!


Film Genre: Drama-Colosal
Production: Pt Media Desa Indonesia, Margate House
Producer: Hashim Djojohadikusumo, Rob Allyn, Jeremy Stewart
Director: Yadi Sugandi
Scriptwriter: Conor Allyn, Rob Allyn
Cast: Lukman Sardi, Donny Alamsyah, Darius Sinathrya, T Rifnu Wikana, Zumi Zola, Rahayu Saraswati, Astri Nurdin

No comments:

Post a Comment