Kincir berputar lamban. Memutar orang-orang yang sedang riang gembira. Memutar waktu sampai tengah malam.
Ngomong-ngomong soal memutar waktu. Aku jadi kangen masa-masa Aku dulu. Gulali-gulali masa kecil. Kapas gulali keluar perlahan seperti laba-laba sedang mengaitkan jaring-jaringnya diantara tembok. Lalu dengan sigap si tukang gulali memutar-mutar jaring itu dengan semacam lidi. Ah, anak kecil tak pernah berpikir apakah lidi itu bersih atau tidak. Yang jelas rasa manis gulali membiarkan anak-anak itu rela perutnya dijejali oleh berbagai macam kuman.
Aku memutar waktu lebih jauh ke belakang. Tak taulah, malam kemarin seperti malam nostalgia. Aku kangen teman-teman TK ku dulu. Di negeri sakura itu. Mungkin akibat Facebook. Dari situ aku kembali bertemu banyak teman-teman SD ku. Tapi untuk teman TK yang berada nun jauh disana agak sulit apalagi Aku tak pernah tau nama belakang mereka.
Ah, aku sering menghayal mungkin teman-temanku yang sudah seumurku itu sedang asyik dalam pergaulan remaja-remaja Jepang yang menghiasi Harajuku. Atau mereka memakai seragam SMA seperti dalam komik-komik itu. Seperti aku yang memakai seragam SMA monoton khas Indonesia. Hahaha... Kangen juga.
Lampu-lampu pasar malam padam satu persatu. Komidi putar sudah tak ber-orang lagi. Orang-orang pasar mulai membereskan atribut mereka dan merenah untuk beristirahat di penghujung malam. Menunggu malam berikutnya dan kembali membaurkan diri dalam gemerlap lampu-lampu pasar rakyat ini.
Lalu Aku dan nostalgia-nostalgia kecil itu harus berakhir dengan utang harus mijit kaki mamah.
Sumber gambar: www.fanpop.com
No comments:
Post a Comment