Thursday, June 6, 2013

Pada akhirnya saya cuma butuh di hargai. Entah bagaimana bentuknya. Setiap orang memang dilahirkan dengan disisipi ego diri. Tapi saya sering menyimpulkan, ego itu bagaimana manusia itu mengolahnya.

Saya sadar itu. Saya tidak mau menyalahkan orang lain. Saya cuma ingin menjadi baik kepada semua orang, karena toh, dalam hidup ini manusia tidak bisa hidup sendirian bukan?

Mungkin saya stres. Kata mamah, kebanyakan ngelamun malah bikin stres. Mungkin saya begitu.

Saya tidak tau apa yang salah. Dan sampai saat ini saya belum menemukan titik temu dari kerumitan ini. Saya berusaha untuk menghargai orang, cuma itu.
Manusia pasti punya kekurangan, cuma orang yang sampai pada titik kebijaksanaan memahami, bahwa melihat kekurangan seseorang manusia tidak berarti itu adalah keseluruhan dirinya. Namun tetap, pada akhirnya manusia itu tidak sempurna, manusia mudah menjuri, termasuk saya, maaf... Ini paradoks dari yang sering dikatakan alim ulama tentang kesempurnaan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Sebenarnya ini curhat, terselubung...

Ini klimaks emosi pada semester ini. Membangun semangat itu sulit, meruntuhkannya sangat mudah. Kini, saya sedang menata semangat itu lagi, setelah habis di buldoser pada semester ini.

Saya tidak ingin membenci, tapi saya juga tak bisa memungkiri bahwa saya kesal dan lelah...

Makanya, kali ini saya memaksakan diri pulang kerumah, meski setumpuk pekerjaan dengan manja minta dibawa. Yah, rehat sejenak...

hem...

ketika rasa dihargai menjadi kebutuhan setiap manusia
-sawangan, depok-

No comments:

Post a Comment