Kemarin aku maksa mamah buat nganterin aku ke 21 Setiabudi. Masih pagi tuh, kira2 jam 10 ato jam 11 an lah. Pintu masih biaskopnya aja baru dibuka langsung saja aku suruh adekku buat antri (aku nonton bareng sodara2 juga). Laskar Pelangi menempati dua studio dengan jam yang berbeda disana. Yang paling pagi jam 12.45...
Tau rasanya orang lapeeeer banget trus akhirnya bisa makan. Ya, begitu yang aku rasa pas film mulai diputar. 'Pertamina Fondation dengan bangga mempersembahkan.....'Miles production...'Mizan production...'..........Laskar Pelangi..........' kayaknya hawa ac masuk semua ke dalam hidungku yang kecil ini ketika judul mulai melingkar-lingkar di layar pucat itu. Imajinasi yang berputar di kepala hampir setahun lalu tentang Ikal cs ini akhirnya bisa bebas. Lukman Sardi muncul membawa penonton masuk ke alamnya laskar pelangi membuat mimpi.
Beginilah jika orang terlalu berambisi. Gara2 setahun lalu mamah ku menceritakan sebuah artikel di koran tentang wawancara dengan Andrea Hirata, penulis Laskar Pelangi. Karena tertarik aku membeli salah satu bukunya yakni Sang Pemimpi--karena itu yang paling murah--. Membaca kegigihan Arai dan Ikal menembus Sorbonne, Prancis, aku penasaran dengan para anggota Laskar Pelangi yang ikut mengantar dua anak Belitong yang bermimpi menjadi almamater universitas Sorbonne itu.
Ikal, Lintang, dan Mahar menjadi sentral film ini. Bersama temannya yang ber 10 itu mereka bercerita tentang mimpi dan perjuangan hidup dalam film ini. Aku tak akan membahas tentang teknikal film itu, aku hanya akan membicarakan tentang keindahan masa lalu dan mimpi sehingga orang menjadi lebih kuat. Seperti Lintang yang harus menanggung nasibnya yang naas itu padahal Ia punya potensi lebih di bandingkan yang lain. Juga Mahar, aiihh, bocah ini flamboyan nian, memang dasarnya berjiwa seniman anak ini memang nyentrik, tapi dasar seniman kadang suka tak rasional. Ikal, tokoh netral penyeimbang kedua temannya. Dan anggota laskar pelangi yang lain--meski tak terlalu menonjol dalam film ini, kecuali samson/borek dan Harun.
Dan seorang bunda guru yang akhirnya harus berjuang sendiri mengibarkan mimpi anak-anaknya setelah ditinggal orang-orang yang bisa membantunya, dialah bu Mus... Sebagai salah satu alasan mengapa anak-anak itu tetap semangat pergi ke sekolah...
mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukan dunia
berlarilah
tanpa lelah
sampai engkau
meraihnya...
Laskar Pelangi
tak kan terikat waktu
bebaskan mimpimu di angkasa
warnai bintang di jiwa.....
jangan berhenti mewarnai
jutaan mimpi di bumi
(by Nidji...Of Soundtrack Laskar Pelangi)
No comments:
Post a Comment