Wednesday, October 24, 2012

Perjudian

Saya pernah berpikir waktu itu. Jangan-jangan hidup ini adalah perjudian besar. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, di detik selanjutnya. Tapi toh seperti perjudian, selalu punya strategi dan peluang. Meski kita tak tahu dimana roda rulet itu berhenti. Tapi pada setiap jarum yang berhenti di suatu keputusan, manusia selalu punya spekulasi.

Mungkin itu, karena itu. Tuhan melarang manusia berjudi. Karena hidup mereka pun sudah merupakan sebuah perjudian. 

Mungkin... 

Ngomong-ngomong senangnya blog ini mulai terisi lagi :)

Generasi Terluka

Kami ini generasi baby boom. Generasi bingung yang terjebak dalam pusaran arus transisi tradisi. Generasi yang terseok-seok dipaksa memimpin periode saklek. Ya... Kami sudah terseok-seok, lelah dengan pengalaman traumatik. Atau kami jangan-jangan punya trauma, kami terluka. Tradisi menuntut untuk bertahan, tapi keegoisan waktu meninggalkan kami sehingga kami harus menyeret berat tradisi yang tak mau dinamis. 

Kemudian, aku lagi-lagi berdoa. Doa yang sama dalam setiap dekapan dilema. Semoga ini semua tidak sia-sia. Apa yang kami lakukan tidak sia-sia...

Tuesday, October 16, 2012

Penggores

Aku sudah terbuka
Tidak ada lagi dendam
Tidak ada lagi kecewa
Kini terbuka
Lebih tepatnya hampa
Lebih tepatnya tak peduli
Lebih tepatnya tak merasa
Bertemu sisa-sisa penggores hati
Tapi kau tahu, seperti luka yang masih gatal
Sudah kering namun masih mudah terkelupas lagi
Dan aku lupa dengan penggores itu
Menyayat lagi dengan sangat halus, sampai aku merasa tak terluka
Dan baru disadari beberapa saat kemudian
Ketika darah menjejak di tanah
Aku lupa mereka adalah penggores
Penggores yang manis
Padahal aku berdoa dan berusaha menumpulkan penggores itu
Tapi nyatanya aku tak tahu kapan pengores itu akan tumpul
Butuh waktu lama nampaknya

Friday, October 12, 2012

Key. (Judul ini Arbitrer)

Iseng sedikit. Jarang-jarang punya waktu seluang ini buat ngisi blog. Gak ada yang spesial buat di tulis sih sebenarnya, tapi ini saya isi dari sekelumit buku harian saja ya. Gak usah dipikirin terlalu jauh ya abis bacanya. Gak mungkin juga saya mengumbar kehidupan pribadi di blog, emang Nazar dan Musdalifah apa hahaha...

Key
Begini rasanya senang dan sedih datang secara bersamaan.
Seperti ditampar ketika sedang tidur.
Kaget. Pusing.
Aku tidak tahu bagaimana harus berekspresi.
Seperti berada pada lapisan stratosfer, udara menipis, membuat sesak sedangkan keindahan angkasa masih dapat dilihat.

Suara kanan-kiri memang bising, tapi aku tak tahu apa yang mereka bicarakan.
Aku seperti tak kenal lagi bahasa mereka.
Yang aku mengerti hanya kata-kata dari dalam pikiranku tentang kondisi ini.
Sesaat. Sejenak. Kemudian dia lewat.
Tanganku yang tak mau diam ini terhenti sejenak.
Mataku tak bisa bohong. Aku rindu sosoknya.
Tapi pada detik yang sama harapan itu pula runtuh.
Dia bukan realita untukku. (Jatinangor, 10-10-12)
Sudah... blog ini sudah terisi kembali, hehehe...