Saturday, October 15, 2011
Born This Way
It doesn't matter if you love him, or capital H-I-M
Just put your paws up
'Cause you were Born This Way, baby
My mama told me when I was young
We are all born superstars
She rolled my hair and put my lipstick on
In the glass of her boudoir
"There's nothin' wrong with lovin' who you are"
She said, "'Cause he made you perfect, babe"
"So hold your head up, girl and you you'll go far,
listen to me when I say"
I'm beautiful in my way,
'Cause God makes no mistakes
I'm on the right track, baby
I was Born This Way
Don't hide yourself in regret,
Just love yourself and you're set
I'm on the right track, baby
I was Born This Way
Ooo, there ain't no other way
Baby, I was Born This Way
Baby, I was Born This Way
Ooo, there ain't other way
Baby, I was Born-
I'm on the right track, baby
I was Born This Way
Don't be a drag, just be a queen
Don't be a drag, just be a queen
Don't be a drag, just be a queen
Don't be!
Give yourself prudence
And love your friends
Subway kid, rejoice your truth
In the religion of the insecure
I must be myself, respect my mouth
A different lover is not a sin
Believe capital H-I-M (Hey, Hey, Hey)
I love my life, I love this record and
Mi amore vole fe yah (Love needs faith)
I'm beautiful in my way,
'Cause God makes no mistakes
I'm on the right track, baby
I was Born This Way
Don't hide yourself in regret,
Just love yourself and you're set
Saturday, October 1, 2011
Hai
"hai.."
"hai.. iya kamu"
"kamu.. Siapa?"
"siapa kamu?"
Ditatapnya dalam, monitor komputer di warnet yang mengucilkan keberadaannya. Pengunjung silih berganti menempati box komputer disebelahnya. Ia masih menatap, agak berharap, sebuah pesan muncul dilayar yang monoton itu. Lampu tanda chat masih menyala dari orang diseberang sana. Seseorang yang Ia tunggu. Yang Ia ingin tau siapa dia. Namun Ia tetap diam. Menunggu, berharap, namun sambil menampar-nampar angannya agar segera sadar. Sampai lampu itu mati.
Ia mengakhiri penantian semunya. Bergegas ke kasir untuk membayar sewa internet yang Ia pakai. Lalu sesosok berdiri disebelahnya. Juga membayar sewa internet dikasir. Dia... Hai...
***
"hai.."
"hai.. iya kamu"
"kamu.. Siapa?"
"siapa kamu?"
Orang itu bejalan sendirian. Ia menatapnya. Andai Ia bisa, dipanggilnya nama orang itu. Andai Ia bisa. Namun kerongkongan terlalu kering untuk menggetarkan pita suara. Andai Ia berani, berdiri, menyapanya. Andai Ia berani. HAI...!!!!
"hai.. iya kamu"
"kamu.. Siapa?"
"siapa kamu?"
Ditatapnya dalam, monitor komputer di warnet yang mengucilkan keberadaannya. Pengunjung silih berganti menempati box komputer disebelahnya. Ia masih menatap, agak berharap, sebuah pesan muncul dilayar yang monoton itu. Lampu tanda chat masih menyala dari orang diseberang sana. Seseorang yang Ia tunggu. Yang Ia ingin tau siapa dia. Namun Ia tetap diam. Menunggu, berharap, namun sambil menampar-nampar angannya agar segera sadar. Sampai lampu itu mati.
Ia mengakhiri penantian semunya. Bergegas ke kasir untuk membayar sewa internet yang Ia pakai. Lalu sesosok berdiri disebelahnya. Juga membayar sewa internet dikasir. Dia... Hai...
***
"hai.."
"hai.. iya kamu"
"kamu.. Siapa?"
"siapa kamu?"
Orang itu bejalan sendirian. Ia menatapnya. Andai Ia bisa, dipanggilnya nama orang itu. Andai Ia bisa. Namun kerongkongan terlalu kering untuk menggetarkan pita suara. Andai Ia berani, berdiri, menyapanya. Andai Ia berani. HAI...!!!!
Subscribe to:
Posts (Atom)